PENGARUH PEMERINTAH PADA
KONDISI EKONOMI
Pembangunan ekonomi suatu negara
akan memberikan pengaruh kepada kondisi ekonomi dan sosial masyarakatnya.
Kondisi ekonomi suatu negara tersebut dapat dilihat pada pertumbuhan
ekonominya, yang mengindikasikan berhasil tidaknya suatu pembangunan. Sedangkan
salah satu hal yang bisa menggambarkan kondisi sosial masyarakat suatu negara
adalah distribusi pendapatannya. Pemerintah sebagai salah satu pelaku ekonomi,
mempunyai peran yang cukup besar dan menonjol dalam upaya menjaga kesinambungan
dan kelanjutan pembangunan nasional. Peran pemerintah melalui kebijakan
investasinya, tentunya mempengaruhi pembangunan yang hasilnya dapat dilihat
dari distribusi pendapatan rumah tangga yang menggambarkan kondisi sosial
masyarakat.
Kondisi krisis telah membawa dampak
terhadap pengaruh investasi pemerintah terhadap distribusi pendapatan.
Investasi pemerintah pada saat krisis baik perubahan pola maupun peningkatan
nilai investasi, bisa dikatakan kurang tepat dalam meningkatkan pendapatan
perkapita sekaligus mengurangi kesenjangan. Pada umumnya
keberadaan Pemerintah memiliki pengaruh perekonomian pada tingkat yang
berbeda-beda. Ada pemerintahan yang mengatur perekonomiannya secara ketat atau
intensif dan ada pula yang membatasi sebagai pendukung saja dalam suatu
perekonomian. Beberapa peran pemerintah dalam perekonomian adalah pemerintah
membantu perkembangan bisnis secara umum, mendorong persaingan usaha yang
sehat, membantu kelompok ekonomi lemah, dan sebagai stabilizer.
Tugas-tugas kewajiban pemerintah
dalam mengurus rumah tangga Negara diartikan sebagai fungsi-fungsi Negara.
Fungsi-fungsi Negara tersebut adalah sebagai fungsi regular dan fungsi sebagai
agent of development. Sebagai agent of development pemerintah memiliki peran
dan fungsinya untuk mengatur perekonomian suatu negara. Dalam suatu perekonomian
suatu Negara, pemerintah mempunyai peranan untuk mengatur, memperbaiki atau
mengarahkan aktivitas ekonomi dari pemerintah maupun sektor swasta. Oleh karena
itu perkembangan dan kemajuan pembangunan suatu Negara tergantung kepada
peranan pemerintah dalam mengatur negaranya termasuk di dalamnya adalah
perekonomian. Kebutuhan barang publik seperti barang, jasa, atau system
merupakan sesuatu yang harus disiapkan oleh pemerintah dalam rangka memberikan
pelayanan kepada warga negaranya. Terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan tersebut
dapat berpengaruh pada tingkat perekonomian suatu Negara.
Dalam menjalankan perannya
pemerintah terbentur dalam beberapa kegagalan untuk menjalankan fungsinya.
Factor-faktor tersebut berpengaruh pada kebijakan-kebijakan yang akan diambil oleh
pemerintah suatu Negara. Di bidang ekonomi, peran utama pemerintah adalah untuk
meminimalisir terjadinya kegagalan pasar. Dalam ekonomi mikro, istilah
"kegagalan pasar" tidak berarti bahwa sebuah pasar tidak lagi
berfungsi. Malahan, sebuah kegagalan pasar adalah situasi dimana sebuah pasar
efisien dalam mengatur produksi atau alokasi barang dan jasa ke konsumen.
Ekonom normalnya memakai istilah ini pada situasi dimana inefisiensi sudah
dramatis, atau ketika disugestikan bahwa institusi non pasar akan memberi hasil
yang diinginkan. Di sisi lain, pada konteks politik, pemegang modal atau saham
menggunakan istilah kegagalan pasar untuk situasi saat pasar dipaksa untuk
tidak melayani "kepentingan publik", sebuah pernyataan subyektif yang
biasanya dibuat dari landasan moral atau sosial.
Sedangkan fungsi dari intervensi pemerintah dalam perekonomian adalah:
- Fungsi stabilisasi, yaitu fungsi pemerintah dalam menciptakan kestabilan ekonomi, sosial politik, hokum, pertahanan dan keamanan.
- Fungsi alokasi, yaitu fungsi pemerintah sebagai penyedia barang dan jasa public, seperti pembangunan jalan raya, gedung sekolah, penyediaan fasilitas penerangan, dan telepon.
- Fungsi distribusi, yaitu fungsi pemerintah dalam pemerataan atau distribusi pendapatan masyarakat.
Sementara itu pemerintah
menstabilkan perekonomian melalui :
- Penekanan laju inflasi,
- Peningkatan pendapatan masyarakat,
- Peningkatan produktivitas masyarakat,
- Stabilisasi harga, dan
- Penciptaan lapangan kerja
Pemerintah dapat mempengaruhi bisnis
dengan menerapkan peraturan atau dengan membuat kebijakan yang mempengaruhi
kondisi ekonomi. Karena regulasi cenderung bermacam tergantung industry. Untuk
mempengarui kondisi ekonomi, pemerintah federasi mengimplementasikan kebijakan
moneter dan fiskal. Kebijakan Moneter :
1.
Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation) Operasi pasar terbuka adalah cara
mengendalikan uang yang beredar dengan menjual atau membeli surat berharga
pemerintah (government securities). Jika ingin menambah jumlah uang beredar,
pemerintah akan membeli surat berharga pemerintah. Namun, bila ingin jumlah
uang yang beredar berkurang, maka pemerintah akan menjual surat berharga
pemerintah kepada masyarakat. Surat berharga pemerintah antara lain diantaranya
adalah SBI atau singkatan dari Sertifikat Bank Indonesia dan SBPU atau singkatana
atas Surat Berharga Pasar Uang.
2. Fasilitas Diskonto (Discount Rate) Fasilitas diskonto adalah pengaturan jumlah duit yang beredar dengan memainkan tingkat bunga bank sentral pada bank umum. Bank umum kadang-kadang mengalami kekurangan uang sehingga harus meminjam ke bank sentral. Untuk membuat jumlah uang bertambah, pemerintah menurunkan tingkat bunga bank sentral, serta sebaliknya menaikkan tingkat bunga demi membuat uang yang beredar berkurang.
3. Rasio Cadangan Wajib (Reserve Requirement Ratio) Rasio cadangan wajib adalah mengatur jumlah uang yang beredar dengan memainkan jumlah dana cadangan perbankan yang harus disimpan pada pemerintah. Untuk menambah jumlah uang, pemerintah menurunkan rasio cadangan wajib. Untuk menurunkan jumlah uang beredar, pemerintah menaikkan rasio.
2. Fasilitas Diskonto (Discount Rate) Fasilitas diskonto adalah pengaturan jumlah duit yang beredar dengan memainkan tingkat bunga bank sentral pada bank umum. Bank umum kadang-kadang mengalami kekurangan uang sehingga harus meminjam ke bank sentral. Untuk membuat jumlah uang bertambah, pemerintah menurunkan tingkat bunga bank sentral, serta sebaliknya menaikkan tingkat bunga demi membuat uang yang beredar berkurang.
3. Rasio Cadangan Wajib (Reserve Requirement Ratio) Rasio cadangan wajib adalah mengatur jumlah uang yang beredar dengan memainkan jumlah dana cadangan perbankan yang harus disimpan pada pemerintah. Untuk menambah jumlah uang, pemerintah menurunkan rasio cadangan wajib. Untuk menurunkan jumlah uang beredar, pemerintah menaikkan rasio.
4. Himbauan Moral (Moral Persuasion) Himbauan moral adalah kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang beredar dengan jalan memberi imbauan kepada pelaku ekonomi. Contohnya seperti menghimbau perbankan pemberi kredit untuk berhati-hati dalam mengeluarkan kredit untuk mengurangi jumlah uang beredar dan menghimbau agar bank meminjam uang lebih ke bank sentral untuk memperbanyak jumlah uang beredar pada perekonomian.
Kebijakan
Fiskal
Kebijakan fiskal mewakili keputusan bagaimana pemerintah federal seharusnya menentukan serangkaian tingkat pajak dan membelanjakan uangnya. Keputusan ini sangat relevan untuk bisnis karena mereka mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan dengan demikian dapat mempengaruhi permintaan barang dan jasa perusahaan.
1. Revisi dari Tingkat Pajak Pendapatan Pribadi
Misalnya, kebijakan fiscal yang mengurangi pajak pendapatan pribadi. Kebijakan ini memberikan kepada orang pendapatan setelah pajak yang lebih tinggi, yang akan mendorong mereka untuk lebih membelanjakan uangnya. Perilaku seperti itu merefleksikan kenaikan dalam agregat permintaan barang dan jasa yang dihasilkan oleh bisnis yang dapat memperbaiki kinerja bisnis.
2. Revisi atas Pajak Korporasi
Kebijakan fiscal juga dapat mempengaruhi pendapatan setelah pajak perusahaan secara langsung. Misal nya saja asumsikan bahwa tariff pajak penghasilan badan diturunkan dari 30 persen menjadi 25 persen, Jika laba sebelum pajak suatu perusahaan adalah sebesar $ 10 juta, maka pajak nya adalah sebesar $ 3 juta
3. Revisi dalam Pajak Cukai
Pajak cukai adalah pajak yang diterapkan oleh pemerintah federal pada produk tertentu. Pajak ini menaikkan biaya produksi barang ini. Sebagai konsekuensi, manfuaktur cenderung membebankan pajak ini ke dalam harga yang mereka kenakan pada produk. Jadi konsumen secara tidak langsung terbebani pajak. Pajak juga mungkin tidak mendorong konsumsi dari barang ini dengan secara tidak langsung mempengaruhi harga. Cukai biasa diterapkan pada berbagai produk termasuk minuman alcohol dan tembakau.
4. Revisi dalam Defisit Anggaran Belanja
Kebijakan fiscal yang dibuat oleh pemerintah federal memberikan jumlah penerimaan pajak yang dihasilkan oleh pemerintah federal dan jumlah pengeluaran federal. Jika pengeluaran pemerintah federal melebihi jumlah fajak federal, mengakibatkan deficit anggaran belanja federal.
Kebijakan fiskal mewakili keputusan bagaimana pemerintah federal seharusnya menentukan serangkaian tingkat pajak dan membelanjakan uangnya. Keputusan ini sangat relevan untuk bisnis karena mereka mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan dengan demikian dapat mempengaruhi permintaan barang dan jasa perusahaan.
1. Revisi dari Tingkat Pajak Pendapatan Pribadi
Misalnya, kebijakan fiscal yang mengurangi pajak pendapatan pribadi. Kebijakan ini memberikan kepada orang pendapatan setelah pajak yang lebih tinggi, yang akan mendorong mereka untuk lebih membelanjakan uangnya. Perilaku seperti itu merefleksikan kenaikan dalam agregat permintaan barang dan jasa yang dihasilkan oleh bisnis yang dapat memperbaiki kinerja bisnis.
2. Revisi atas Pajak Korporasi
Kebijakan fiscal juga dapat mempengaruhi pendapatan setelah pajak perusahaan secara langsung. Misal nya saja asumsikan bahwa tariff pajak penghasilan badan diturunkan dari 30 persen menjadi 25 persen, Jika laba sebelum pajak suatu perusahaan adalah sebesar $ 10 juta, maka pajak nya adalah sebesar $ 3 juta
3. Revisi dalam Pajak Cukai
Pajak cukai adalah pajak yang diterapkan oleh pemerintah federal pada produk tertentu. Pajak ini menaikkan biaya produksi barang ini. Sebagai konsekuensi, manfuaktur cenderung membebankan pajak ini ke dalam harga yang mereka kenakan pada produk. Jadi konsumen secara tidak langsung terbebani pajak. Pajak juga mungkin tidak mendorong konsumsi dari barang ini dengan secara tidak langsung mempengaruhi harga. Cukai biasa diterapkan pada berbagai produk termasuk minuman alcohol dan tembakau.
4. Revisi dalam Defisit Anggaran Belanja
Kebijakan fiscal yang dibuat oleh pemerintah federal memberikan jumlah penerimaan pajak yang dihasilkan oleh pemerintah federal dan jumlah pengeluaran federal. Jika pengeluaran pemerintah federal melebihi jumlah fajak federal, mengakibatkan deficit anggaran belanja federal.
Salah satu alat kebijakan ekonomi
adalah easy money policy yang diharapkan dapat menciptakan kemudahan
dalam memperoleh kredit perbankkan untuk investasi. Kemudian yang diciptakan
ini akan berakibat pada meningkatnya permintaan barang-barang investasi dan
juga barang-barang konsumsi. Meningkatnya permintaan ini akan mengakibatkan
kecenderungan kenaikan harga-harga umum atau mengakibatkan adanya inflasi.
Demikian pula sebaliknya, kebijakan untuk menekan laju inflasi dapat
mengakibatkan terlambatnya laju pertumbuhan, dengan menerapkan kebijakan uang
ketat. Kebijakan uang ketat ini akan ditandai dengan meningkatnya suku bunga
perbankkan yang cukup tinggi. Tingkat suku bunga yang cukup tinggi akan
mengakibatkan lemahnya laju pertumbuhan ekonomi dan laju penciptaan kesempatan
kerja.
Keadaan ini disebabkan karena suatu
kebijaksanaan ekonomi yang dilaksanakan tidak lepas dari perilaku pelaku-pelaku
ekonomi. Setiap pelaku-pelaku ekonomi akan mempunyai respon yang berlainan
terhadap adanya kebijakan ekonomi. Pelaku ekonomi dalam suatu perekonomian
dapat dibagi dalam sektor rumah tangga yang tercermin dalam perilaku konsumen (
C ), sektor bisnis yang tercermin dalam pola perilaku investasi ( I ), sektor
pemerintahan yang tercermin dalam campur tangan pemeritah dalam perekonomian
baik secara langsung melalui pengeluaran pemerintah ( G ), maupun tidak
langsung yaitu melalui penarikan pajak ( TX ), dan pemberian transfer
payment ( TR ), sektor luar Negri yang tercermin dalam perilaku ekspor ( X
) dan impor ( M ). Keempat sektor tersebut lebih dikenal dengan sebutan sektor
riil.
Jika sektor swasta ikut menyediakan
sarana dan prasarana, maka akan menyebabkan tingginya biaya produksi untuk
barang-barangnya dan akibatnya akan menjadikan harga barang menjadi tinggi.
Akibat selanjutnya, barang tidak terjual dan perusahaan akan mengalami
kerugian. Dengan demikian pemerintah dituntut untuk menyediakan sarana dan
prasarana untuk memperlancar perekonomian. Sektor pemerintah selama ini masih
dianggap sebagai leading sektor yang mampu memberi dorongan kuat
terhadap perkembangan ekonomi Indonesia. Peranan pemerintah dalam perekonomian
tersebut dituangkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
Selain sektor riil yang telah
disebutkan diatas, masih ada sektor lain yang juga ikut berperan dalam
perekonomian, yaitu sektor moneter. Sektor moneter ini menyangkut perilaku
pasar uang yang akan berkaitan dengan sumber dana yang dibutuhkan secara riil.
Sektor moneter ini menyangkut perilaku masyarakat dalam menawarkan uang.
Perilaku masyarakat dalam meminta uang tergantung pada motif orang yang
memegang uang. Sedang perilaku pemerintah dalam menawarkan uang tergantung pada
kondisi perekonomian secara umum dan sesuai dengan arah kebijakan ekonomi yang
akan dilakukan oleh pemerintah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar