1. MASALAH
POKOK TINGKAT PEMBANGUNAN NEGARA MENURUT DUDLEY SEERS
Salah satu indikator perekonomian
suatu negara yang sangat penting adalah yang di sebut dengan pendapatan
nasional. Pendapatan nasional dapat diartikan sebagai suatu angka atau
nilai yang menggambarkan seluruh produksi, pengeluaran, ataupun pendapatan yang
dihasilkan dari semua pelaku/sektor ekonomi dari suatu negara dalam kurun waktu
tertentu.
Pendapatan
nasional sering dipergunakan sebagai indikator ekonomi dalam hal :
ü Menentukan laju tingkat perkembangan/pertumbuhan perekonomian
suatu negara.
ü Mengukur keberhasilan suatu negara dalam mencapai tujuan
pembangunan ekonominya.
ü Membandingkan tingkat kesejahteraan masyarakat suatu negara
dengan negara lainnya.
Meskipun demikian tidak semua ahli
ekonomi setuju jika hanya pendapatan perkapita saja yang dijadikan ukuran
kemakmuran dan kesejahteraan suatu negara. Adapun kritik tersebut diantaranya
adalah :
§ Ada faktor-faktor lain diluar pendapatan yang akan
berpengaruh pada tingkat kemakmuran dan kesejahteraan.
§ Kesejahteraan masyarakat masih sering bersifat subjektif.
Tiap orang mempunyai pandangan hidup yang berbeda sehingga tolak ukur
kesejahteraannyapun berbeda.
Dudley Seers
menulis dalam “The Meaning of
Development” (Communication Series No. 44, Institute of Development Studies
Library, 1969), suatu kenaifan bila terdapat presposisi bahwa peningkatan
pendapatan nasional yang lebih tinggi atau lebih cepat daripada pertumbuhan
populasi penduduk, maka cepat atau lambat ia menjadi solusi masalah sosial dan
politik. Seers mengajak kita untuk melihat problem pembangunan yang lebih
kompleks dan menggugat “the growth fetishism of development theory.”
Bagi Dudley Seers, makna pembangunan itu
bukan semata peningkatan pendapatan per kapita, akan tetapi penanggulangan
kemiskinan, pengangguran dan ketimpangan pendapatan. Peningkatan pendapatan
yang hanya dinikmati oleh sekelompok masyarakat tertentu tidak berarti apa-apa,
bila di sebagian masyarakat yang lain justru dijumpai fakta kemiskinan yang
meningkat dan ketimpangan pendapatan. Kesenjangan ekonomi yang tajam juga
menjadi faktor pemicu kekacauan sosial akibat gerakan protes atau konflik etnis
yang sulit dikendalikan.
Pengurangan
pengangguran merupakan cara untuk menghilangkan masalah utama kemiskinan dan
ketimpangan pendapatan penduduk (antar wilayah). Lebih jauh dari
itu,pengurangan ketidakadilan/ketidaksertaan akan mengurangi
kemiskinan. Ceteris Paribus. Basis kewilayahan (rural dan urban)
menentukan pula tingkat ketimpangan dan kemiskinan yang terjadi di suatu
negara. Berbeda dengan teori pembangunan (pertumbuhan ekonomi) yang menempatkan
pertumbuhan populasi (penduduk) sebagai subtraction dari peningkatan
pendapatan nasional, maka argumentasi D. Seers menyatakan bahwa secara fundamental
antara populasi penduduk dan pendapatan adalah independen satu sama
lain. Masalah pokok dalam mengukur tingkat pembangunan suatu negara.
Dudley
seers mengemukakan, bahwa paling
tidak ada 3 masalah pokok yang perlu diperhatikan dalam mengukur tingkat
pembangunan suatu negara. 3 masalah tersebut adalah :
* Tingkat
kemiskinan
* Tingkat
pengangguran
* Tingkat
ketimpangan di berbagai bidang
2. PENDAPATAN NASIONAL YANG SIAP
DIBELANJAKAN (DISPOSIBLE INCOME)
Pendapatan yang siap dibelanjakan
(DI)
Pendapatan yang siap dibelanjakan
(Disposable Income) adalah pendapatan yang siap untuk dimanfaatkan guna membeli
barang dan jasa konsumsi dan selebihnya menjadi tabungan yang disalurkan
menjadi investasi. Disposable income ini diperoleh dari personal income (PI)
dikurangi dengan pajak langsung. Pajak langsung (direct tax) adalah pajak yang
bebannya tidak dapat dialihkan kepada pihak lain, artinya harus langsung
ditanggung oleh wajib pajak, contohnya pajak pendapatan.
DI = PI – Pajak langsug
Bila diketahui pengeluaran pemerintah
24M, Gaji Upah dari sektor rumah tangga 5M, Pendapatan pemerintah 25M,
Investasi sektor swasta 10M, Devisa negara 12M, Laba dari sektor swasta 4M,
Ekspor 2M, Import 1M, Komsumsi rumah tangga 8M.
Hitunglah:
a.
Besarnya GNP
b.
Besarnya NI
Diketahui :









Ditanya :
a. Berapa Besarnya GNP?
b. Berapa Besarnya NI?
Jawab :
a.
Besar GNP (Gross National Product)
Y = C+I+G+(E-I)
GNP
didapat dengan perhitungan sebagai berikut :
·
Konsumsi Rumah Tangga : Rp. 8 M
·
Investasi Sektor Swasta : Rp. 10 M
·
Pengeluaran Pemerintah : Rp. 24 M
·
Eksport Netto (Ekspor – Impor) :
(Rp.2M – Rp. 1M)

Besar
GNP : Rp. 43 M
Jadi
Besarnya Pendapatan Nasional (GNP) adalah Rp.43.000.000.000,-
b.
Besar NI (National Income)
NI = R+W+I+P
· Laba dari Sektor Swasta : Rp. 4 M
· Gaji Upah Sektor Rumah Tangga : Rp. 5 M
· Pendapatan Pemerintah : Rp. 25 M
· Devisa Negara : Rp. 12
· Laba dari Sektor Swasta : Rp. 4 M
· Gaji Upah Sektor Rumah Tangga : Rp. 5 M
· Pendapatan Pemerintah : Rp. 25 M
· Devisa Negara : Rp. 12
Besar
NI : Rp. 46 M
Jadi
Besarnya Pendapatan Nasional Indonesia (NI) adalah Rp.46.000.000.000,-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar