Contoh
Koperasi Sukses di Indonnesia
menurut Hendar dan Kusnadi (2005), kegiatan koperasi secara ekonomis mengacu
pada prinsip identitas yaitu anggota sebagai pemilik sekaligus sebagai
pelanggan. Organisasi koperasi dibentuk oleh sekelompok orang untuk mengelola
perusahaan bersama dan diberi tugas untuk menunjang kegiatan ekonomi individu
para anggota. Koperasi dikembangkan atas dukungan pemerintah dengan basis
sektor-sektor primer yang memberikan lapangan kerja terbesar bagi penduduk
Indonesia. Perkembangan koperasi di Indonesia telah mencatat tiga pola
pengembangan koperasi. Ciri utama perkembangan koperasi di Indonesia adalah
pola penitipan kepada program yaitu :
(i)
Program pembangunan secara sektoral.
(ii)
Lembaga-lembaga pemerintah.
(iii)
Perusahaan baik milik negara maupun swasta.
Contoh koperasi sukses di Indonesia adalah Koperasi Simpan Pinjam Jasa (Kospin
Jasa). Kopsin Jasa berdiri pada 13
Desember 1973 di kediaman Alm H. Achmad Djunaidi. Koperasi berkantor pusat di
Kota Pekalongan didirikan oleh tokoh dari tiga etnis, yakni Jawa, Tiongkok, dan
Arab. Modal awal Kopsin Jasa sekitar Rp 4 juta, sekarang Kopsin Jasa memiliki
aset senilai Rp 4,6 triliun. Terdapat 117 kantor cabang yang tersebar di
seluruh penjuru Indonesia.
Semua yang ada di Kospin Jasa
baik itu pengurus, karyawan, maupun anggota memiliki tanggung jawab sama.
Yakni, membuat perusahaan menjadi lebih besar dan semakin bermanfaat. Agar
tujuan tercapai, Kopsin Jasa menerapkan Operasi Sapu Lidi. Kopsin Jasa berada
dalam satu ikatan dan komando yang sama dari atas hingga ke bawah. Kopsin Jasa juga
menerapkan sistem manajerial dimana rapat anggota memiliki kekuasaan tertinggi,
termasuk dalam menentukan pengurus serta pengawas untuk masa jabatan lima
tahun.
Pengurus bertindak sebagai
penanda kebijakan dan pengawas berkaitan dengan keorganisasian. Semua hal
tersebut diterapkan demi membangun visi KSP Jasa yang mandiri dan tangguh dalam
membangun ekonomi bersama serta keadilan di Indonesia. Koperasi tumbuh dengan
baik bila awalnya tumbuh dari kesadaran masyarakat itu sendiri untuk
berkoperasi. Bukan sebaliknya, koperasi dapat berjalan bila ada program-program
bantuan dari pemerintah terutama dalam hal pendanaan.
DAFTAR
PUSAKA
Soetrisno, Noer (2003b), “Koperasi
Indonesia: Potret dan Tantangan”, Jurnal Ekonomi Rakyat, II(5), Agustus.