Tiga
tersangka pembunuhan dan pemerkosa Eno Farihah (19) melakukan perbuatan keji
itu disebut penyidik Ditreskrimum Polda
Metro Jaya berencana. Padahal, ketiga pelaku itu tidak saling mengenal satu
sama lain.
Namun,
karena sebelum kejadian para pelaku berunding dan membawa senjata untuk bertemu
korban maka polisi menyebut pembunuhan sadis itu sebagai pembunuhan berencana.
Direktur
Reserse Kriminal Umum (Direskrimum) Polda
Metro Jaya, Komisaris Besar Krishna Murti menjelaskan kronologi pembunuhan berencana yang didului perkosaan
brutal itu.
Menurutnya,
awal kisah ketika Enno memberikan pesan singkat kepada RAI alias Alim (16) yang
sedang bermain play station di luar mess tempat korban bekerja.
Di
mana, mess itu hanya bisa dibuka oleh orang dalam.
Lokasi
pembunuhan dan pemerkosaan Enno itu berada di mess perempuan, Jalan Raya
Prancis, Dadap, Kosambi, Tangerang atau tepatnya di kamar yang dihuni Enno.
Di
samping mess perempuan, terdapat mess laki-laki, yang juga dihuni salah satu
pelaku, yakni RAR alias Arif (24) yang merupakan salah seorang pelaku.
Gadis
berambut panjang itu memang dikenal sebagai wanita yang disukai oleh beberapa
laki-laki. Namun, jarang ada yang ditanggapi oleh korban. Hal inilah yang
menyebabkan dua pelaku lainnya berniat menghabisi korban. Sedangkan, respon
baik hanya diberikan kepada Alim.
Hal
ini terungkap oleh pihak kepolisian saat penyidikan. Karena dalam handphone
yang dibawa pelaku terdapat beberapa pesan singkat atau komunikasi dari para
pelaku. Walaupun, dalam proses penyelidikan Alim sering berbohong saat
diperiksa oleh penyidik.
"Skenario
pertama, pelaku pembunuh Eno itu merupakan orang dalam mess, kedua pelaku orang
luar yang bekerja sama dengan orang dalam, dan ketiga orang luar yang dibukakan
pintu gerbangnya oleh korban," kata Krishna di Mapolda Metro Jaya,
Semanggi, Jakarta Selatan, Selasa (17/5/2016).
Perkenalan
Alim dan nno sendiri hanya dengan cara meminta nomor handphone. Saat itu,
komunikasi intens pun dilakukan oleh dua orang itu.
Sebelum
kejadian, korban dan Alim memberikan kode kalau pagar mess sudah terbuka.
Kemudian mereka bertemu dan melakukan percumbuan. Namun, saat hasrat Alim untuk
melakukan persetubuhan meningkat ditolak oleh korban.
"Sebelumnya,
korban dengan Alim sudah bertemu dan berkenalan serta meminta kontak korban,
saat kenalan korban mengaku bernama Indah. Lalu saat hari kejadian, pelaku yang
baru bermain Play Station (PS) itu datang ke tempat korban. Diberitahu kalau
pintu gerbangnya sudah dibukakan tinggal masuk saja," kata dia.
Alim
pun kecewa dan keluar mess tersebut. Saat sedang menghisap rokok kedua yang
telah dibakarnya, Alim bertemu dengan Arif. Arif bertanya kepada Alim mengapa
berada di depan pintu pagar mess. Lalu, Alim mengaku habis menemui kekasihnya
bernama Indah.
Padahal,
Indah sendiri merupakan Enno. Fakta itu terungkap setelah Alim memberikan foto
Indah yang ternyata sama persis dengan para Enno.
Kemudian,
Imam datang dan bertemu dengan mereka. Dengan membawa garpu, mereka
berbincang-bincang tentang siapa sosok wanita yang bernama Eno alias Indah itu.
Untuk memastikan wanita itu adalah Eno, mereka langsung masuk ke dalam kamar
kos Eno.
"Saat
itu, datang Arif yang ternyata bekerja di pabrik yang sama juga dengan korban.
Arif tanya ngapain kamu disini, siapa kamu? Tak lama lagi datang Imam, dan
menangakan hal yang sama. Ketiganya kan mengaku tak saling kenal. Setelah
berbicara panjang lebar, ketiganya masuk akhirnya ke kamar korban,"
tuturnya.
Saat
itu, Enno sedang tertidur lelap dengan posisi terlentang. Tanpa panjang lebar
pelaku lansung membekap korban dengan bantal sampai pingsan.
Lantas
pelaku Arif memperkosa korban dalam kondisi tak sadarkan diri dan dipegangi
oleh dua pelaku lainnya. Sedang Imam yang saat itu memegangi tubuh korban
menyuruh Arif mencari pisau usai memperkosa korban.
"Arif
keluar cari pisau yak ketemu, dia hanya menemukan cangkul. Lalu, Arif disuruh
mencangkul korban dan dimasukan ke dalam kemaluan korban, pakai kaki juga
didorong hingga masuk lebih dalam ke tubuh korban," ungkapnya.
Setelah
puas menghabisi nyawa korban, ketiga pelaku itu pergi meninggalkan korban
begitu saja.
Sejumlah
barang korban pun dibawa pelaku. Hingga akhirnya, pelaku berhasil dibekuk
polisi.
"Korban
ini orang yang disukai banyak orang. Pelaku ini termasuk orang yang ditolak
korban semua. Ada perbincagan ketiga pelaku itu dengan korban di handphone
korban," katanya. (Bintang Pradewo)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar